Jam Karet: Kebiasaan Paling Indonesia?

Ada sebuah kebiasaan yang sesungguhnya tidak baik, namun telah dianggap sebagai hal yang biasa di Indonesia, yakni tidak menepati waktu yang telah dibuat sendiri. Salah satu buktinya adalah: apabila kita mendapatkan undangan rapat di balai RT, RW, desa, kecamatan, atau bahkan kabupaten, dalam surat undangan, misalnya, tertulis rapat dimulai pukul 19.30, apakah rapat benar-benar dimulai pukul 19.30? Ternyata, sudah menjadi maklum bahwa rapat dimulai pukul 19.45 atau bahkan pukul 20.00 waktu setempat.

Sungguh, inilah kebiasaan yang paling Indonesia. Ada yang berpendapat bahwa waktu itu sengaja dimajukan lima belas menit atau setengah jam dari waktu yang direncanakan agar orang-orang yang diundang tidak pada telat. Aneh! Mengapa tidak ditulis saja “acara dimulai tepat waktu”? Tapi, anehnya lagi, tidak jarang saya mendapatkan undangan rapat atau pertemuan yang di situ sudah jelas-jelas tertulis “acara dimulai tepat waktu”, namun praktiknya molor juga.

Jam karet. Demikianlah disebut kebiasaan molor tersebut. Ternyata, kebiasaan molor dari waktu yang telah ditentukan tidak hanya terjadi pada undangan pertemuan. Saya mempunyai kebiasaan mengirim surat atau paket melalui Kantor Pos Indonesia sekalian berangkat ke kantor tempat saya bekerja. Di kantor pos tersebut tertulis jam buka Pukul 07.30 WIB. Namun, selalu saja saya menunggu kantor pos tersebut untuk dibuka, padahal saya datang ke kantor pos pukul 07.35 atau lebih. Tidak jarang kantor pos baru dibuka pukul 07.50 WIB. Jika memang demikian, mengapa tidak ditulis saja kantor pos buka Pukul 08.00?

Sungguh, inilah kebiasaan yang paling Indonesia. Saya mempunyai teman yang saat ini sedang mendapatkan beasiswa studi S3 di Kyoto, Jepang. Dia menceritakan betapa orang-orang di sana sangat menepati waktu. Jika dalam undangan tertulis pukul 09.00, maka pukul 08.55 para undangan sudah berkumpul dan bersiap memulai acara yang dibuka tepat pukul 09.00.

Sungguh, inilah kebiasaan yang paling Indonesia. Padahal, menurut saya, kebiasaan molor atau tidak tepat waktu ini sangat merugikan. Rencana kegiatan kita atau janji kita dengan seseorang pada waktu berikutnya pun menjadi molor juga. Apakah kebiasaan ini akan berlangsung terus-menerus dan akan kita wariskan ke generasi berikutnya? Jawabannya terserah kepada kita bersama untuk mengubahnya atau tidak. Mulai dari sekarang. Sungguh, hal ini perlu dilakukan: agar kita semakin bangga terhadap Indonesia.

10 Tanggapan

  1. klo saya jam-nya aiwa kang…he he he…
    tp alhamdulillah dosen d tmpt saya kerja mulai merapkan ‘denda’ bagi para mahasiswa maupun dosen itu sendiri jika terlambat masuk kelas…yg nantinya uangnya akan d gunakan utk kegiatan sosial…smoga masyarakat indonesia akan lebih sadar akan pentingnya waktu…aamiin..

    • Benar sekali, Mas, betapa Allah Swt. saja bersumpah dengan waktu. Sungguh, ini menunjukkan hendaknya kita tidak menyia-nyiakan waktu. Hehe… boleh juga tuh jam aiwa dan dendanya. Makasih ya, Mas.

  2. assalamu’alaikum pak ustadz..
    seperti itulah keadaan masyarakat kita pak,,, karena sudah dianggap suatu kebiasaan jadinya susah untuk mengubahnya.
    padahal kalau masalah waktu, bahwa waktu itu adalah hal yang sangat berharga sekali. sedetikpun jika kita melewatkannya itu akan terasa sia-sia hidup kita. Terutama hal2 yang berhubungan dengan hubungannya dengan Allah. sungguh manusia akan merugi..
    Mudah2an pelan-pelan masyarakat dan tentunya saya sendiri, mulai menghargai akan berharganya sebuah waktu.

    salaam

    • Wa’alaikumusalam wr.wb.
      Demikianlah, Mas Mabruri, memang tidak mudah mengubah sebuah kebiasaan, namun bukan berarti tidak bisa. Oleh karena itu, maka marilah dari diri kita sendiri dan keluarga. Semoga dengan demikian akan bisa menular ke tetangga dan sahabat semua. Makasih banyak ya, Mas, telah singgah kemari.

  3. orang bule aja nyampe heran pak,, hehe

  4. Parahnya buat beberapa orang yang tepat waktu seakan membiarkan dan memaklumi kebiasaan ini.

    • Nah, benar sekali, Mas Aan. Di sinilah sesungguhnya penting untuk saling mengingatkan tentang pentingnya untuk tepat waktu dalam kegiatan yang kita lakukan. Makasih ya, Mas Aan, telah singgah ke lapak ini.

  5. berharap WIB tetap menjadi Waktu Indonesia Barat … bukan Waktu Indonesia Berubah ,,, ^_^

    kunjungan balik dari 4antum …
    salam …

Tinggalkan Balasan ke kangazzet Batalkan balasan